Selasa, 31 Mei 2011

Rangkuman Bahasa Indonesia Bab I s/d VII

BAB I

Penalaran



Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi dengan sebuah bangunan, maka fakta, evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu bata, batu kali, semen, dsb. Sedangkan proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan bagan atau arsitektur untuk membangun gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.


Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat-kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah pernyataan atau proposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang menentangnya.



Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena hanya kaliamat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan (desideratif) tidak pernah mengandung proposisi.



Sumber : Argumentasi dan Narasi, karangan : Gorys Keraf, penerbit : Gramedia




BAB II

Berpikir Deduktif dan Induktif


Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut sebagai suatu corak berpikir yang ilmiah.



Proses penalaran yang induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi yaitu :

· Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi.

· hipotese dan teori.

Hipotese adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lebih lanjut. Teori adalah azas-azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada.

· analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

· hubungan kausal dapat berlangsung dalam tiga pola : sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.

· induksi dalam metode eksposisi.Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de yang berarti ‘dari’, dan kata ducere yang berarti ‘menghantar’, ‘memimpin’). Dengan demikian kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘menghantar dari sesuatu hal ke sesuatu yang lain’. Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.

· Dalam induksi, untuk menurunkan suatu kesimpulan, penulis harus mengumpulkan bahan-bahan atau fakta-fakta terlebih dahulu. Semakin banyak fakta-fakta yang dikumpulkan, dan semakin baik ciri kualitas fakta-faktanya itu, maka akan semakin mantap pula kesimpulan yang diturunkan itu. Dalam penalaran yang bersifat deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta itu. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang bersifat mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar. Oleh karena itu bila kita membandingkan penalaran dalam induksi dan penalaran yang deduksi, maka kesimpulan dalam induksi mengandung kemungkinan kebenaran. Benar tidaknya proposisi itu tergantung dari kebenaran dan sifat-sifat data yang dipergunakan itu. Sebaliknya konklusi dalam sebuah deduksi dapat dipastikan sebagai konklusi yang benar kalau proposisinya itu mengandung kebenaran.

Uraian mengenai proses berpikir yang deduktif akan dilangsungkan melalui beberapa corak berpikir deduktif, yaitu :

· silogisme kategorial, silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi yang ketiga. Secara khusus, silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.

· silogisme hipotetis adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.

· silogisme disjungtif atau silogisme alternatif, dinamakan seperti ini karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengadung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya proposisinya minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.

· Entimem, yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingata’.

· rantai deduksi, merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk-bentuk yang informal.



Sumber : Argumentasi dan Narasi, karangan : Gorys Keraf, penerbit : Gramedia





BAB III

Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah




Ada berbagai definisi tentang karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut :

1. Dalam buku yang di tulis Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.

2. Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut Metodologi penulisan yang baik dan benar.

3. Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.


Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.



Karya ilmiah, suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.


Karya ilmiah harus ditulis secara jujurdan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan, dan bukan kebenaran yang normatif.berdasarkan hal semacam ini, jelas bahwa sebuah tulisan yang disebut sebagai karya ilmiah harus memiliki persyaratan-persyaratan khusus, seperti yang disebutkan Brotowidjojo yang ditulis oleh Yunita T. Winarto Dkk, dalam bukunya karya ilmiah sosial, bahwa karya ilmiah memiliki syarat- syarat sebagai berikut :


1. Menyajikan fakta secara objektif

2. Mengemukakan segala uraian secara kejujuran

3. Disusun secara sistematis

4. Cenderung bersifat induktif.

5. Bertolak dari hipotesis tertentu.

6. Menghindari tindakan yang manifilatif .

7. Bersifat ekspositiris maupun argumentative


Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang ada dalam suatu penelitian, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permsalahan yang ingin dijawabnya. untuk itu penulisan karya ilmiah harus rajin dan teliti dalam hal membaca dam mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang mendukung karya ilmiahnya tersebut.

Ciri Karya Ilmiah


Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:


1. Objektif.


Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.


2. Netral.

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.


3. Sistematis.

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.


4. Logis.

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.


5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).

Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.


6. Tidak Pleonastis

Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).

Syarat Karya Ilmiah


Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :

1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.

2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.

3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.

4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.

5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.

6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).



Jenis Karya Ilmiah


Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.


1. Karya Ilmiah Pendidikan


Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:

a. Paper (Karya Tulis).

Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.


Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

b. Pra Skripsi


Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3). Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)

c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.

d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).


Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.

· Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.

2. Karya ilmiah Penelitian.

a. Naskah Seminar

Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

b. Naskah Bersambung


Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

c. Laporan hasil penelitian


Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

d. Jurnal penelitian


Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).

Karya Tulis Non-ilmiah


Karya tulis non-ilmiah (karya non Ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.

Sifat Karya Non-ilmiah

1. emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang terkadang melampui kebenaran,

2. persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca,

3. deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta, dan

4. terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini terutama dapat dilihat dalam

5. bentuk karya-karya seni, seperti cerpen, novel, puisi, komik dan lain-lain yang semisalnya.

Macam-macam Karya Non-ilmiah

a. Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan

b. Pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

c. Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.

d. Roman. Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

e. Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.

f. Drama. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.

Ciri-ciri Karya Non-ilmiah Biasanya Bersifat

1. Non Teknis Konkrit :Informatif, bernada populer, imajinatif,dll

2. Teknis Umum :Informatif,umum, tidak untuk kepentingan pribadi,masalah

3. secara umum,tidak ada ajakan emosional,konkrit,dll.

4. Abstrak normal :Informatif, umum, non teknis,Tidak untuk kepentingan
pribadi, populer,dll.

5. pesifik Historis : spesifik,sumber sejarah, bahasa dan susunan formal,dll.

6. Emotif : sedikit informasi, tidak sistematis,dll\

7. Persuasif : cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti,
bujukan untuk meyakinkan pembaca,dll

8. Deskriptif : Informasi sebagian imajinatif dan subyektif,pendapat
pribadi, nampaknya dapat dipercaya.

9. Kritik : Tanpa dukungan bukti :tidak memuat informasi spesifik,



Sumber : http://amsa05.blogspot.com/2011/02/karya-ilmiah-dan-karya-non-ilmiah.html



BAB IV

Metode Ilmiah



Metode Ilmiah adalah proses kegiatan ilmiah (pengumpulan dan penyusunan bahan tulisan) ini meliputi :


Studi kepustakaan


Untuk membuat karya ilmiah, langkah awal yang harus dilakukan adalah studi kepustakaan. Namun, sebelum melakukan studi pustaka, kita menentukan topik apa yang kira-kira akan kita teliti. Kita bisa mencari berbagai sumber bacaan dari buku-buku maupun jurnal-jurnal yang ada. Sesudah menemukan berbagai pustaka yang sesuai dengan topik yang akan diteliti, kita mulai merangkum inti tulisan (annotated bibliography) dari tiap kepustakaan. Dalam membuat anotasi pustaka, sebaiknya data-datanya ditulis lengkap :

· Nama pengarang, tahun terbit, judul tulisan/buku, nama penerbit, kota penerbit, edisi keberapa. Bila ada kutipan, diambil dari halaman berapa. (untuk jurnal) nama pengarang, tahun terbit, judul karangan, nama jurnal, nomor, volume, dan nomor halaman harus disebutkan secara lengkap dan benar.

· Perumusan ide/ permasalahan, yang merupakan bagian dari pengantar
Perumusan masakah yang baik harus diberi konteks sebelum masalah dipaparkan dan alasan penelitian dikemukakan. Yang dimaksud konteks disini adalah penggambaran latar belakang sampai timbulnya permasalahan. Perumusan permasalahan memuat alasan mengapa penelitian perlu dilakukan, dan biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

· Hipotesis dirumuskan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dan hasil penelitian yang diharapkan. Menurut (Loeke, Spirduso,dan Silverman, 1987; dalam Rudestam & Newton, 1992), hipotesis yang baik harus :

· Bebas dari kedwiartian (arti ganda)

· Mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih

· Berimplikasi tes empiric

· Perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistik dibuat dalam proposal/ usulan penelitian. Hal ini berguna untuk mempersiapkan, memperbaiki, menambah, dan mengurangi variabel yang akan dikumpulkan selama penelitian. Sebaiknya perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistik dilakukan dengan membuat tabel-tabel. Hal ini akan membantu format pengumpulan data dan pemasukan data ke komputer sebagai data base yang akan diolah lebih lanjut.



Sumber : Menulis Karya Ilmiah, karangan : Etty Indri, penerbit : Gramedia



BAB V
Laporan Ilmiah



Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan.pada dasarnya,fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat,didengar,atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.Kemudian,laporan itu diberitahukan oleh si pelapor.


Dalam pembuatan suatu laporan formal bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik,jelas dan teratur.Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan,melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur,jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain.


Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari,kecuali penggunaan kata”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.

Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).

1.1. Masalah yang dibahas dalam tulisan ilmiah dapat berupa:


a. Hasil penelitian.


b. Hasil pengamatn.


c. Pengalaman nyata.


d. Hasil pemikiran.



1.2. Jenis Laporan Ilmiah.


a. Laporan Lengkap (Monograf).


Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.


Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam
bidang ilmu yang bersangkutan.


Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang
dicapai.


Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab
dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).


b. Artikel Ilmiah.


Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang
obyektif.


Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang
terdapat dalam laporan lengkap.


c. Laporan Ringkas (Summary Report).


Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk
yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk
konsumsi masyarakat umum).



1.3. Sistematika Laporan Ilmiah.


a. Judul.

b. Daftar Isi.

c. Prakata.

d. Pendahuluan.

e. Teks Pokok dalam Tubuh Karangan.

f. Pengutipan.

g. Referensi.

h. Catatan Kaki.

i. Tabel,Grafik,Bagan,dan Gambar.

j. Bibliografi.

k. Lampiran.

l. Indeks.



Sumber : Bahasa Indonesia yang Lugas dalam Lapisan Teknis, karangan : E. Zaenal Arifin, penerbit : Akademika Presindo Jakarta




BAB VI
Rancangan Usulan Penelitian



Cara paling mudah untuk menjelaskan metodologi adalah berdasarkan kronologi penelitian. Akan tetapi teknologi belum tentu harus diikuti, terutama bila ada metode yang berhubungan yang harus dijelaskan bersama-sama (Day, 1979). Yang perlu diingat, apapun metodologi penelitian yang kita pakai, harus kita paparkan.



Dalam menjelaskan metodologi penelitian, kita harus memperhatikan reliabilitas dan validitas. Reliabilitas adalah kemampuan mengukur untuk mendapatkan hasil-hasil yang konsisten. Sedangkan validitas menunjukkan bahwa ukuran pada dasarnya mengukur apa yang pokok-pokok untuk diukur (Rudestam & Newton, 1992).



Sumber : Menulis Karya Ilmiah, karangan : Etty Indri, penerbit : Gramedia




BAB VII
Surat-menyurat dan Curriculum Vitae


Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.


Selain itu, surat dapat juga diartikan sebagai pernyataan tertulis yang dibuat dengan tujuan menyampaikan informasi kepada pihak lain dan merupakan alat komunikasi tertulis yang menyangkut kegiatan tugas dan kegiatan instansi.


Fungsi:

· Sebagai alat/sarana komunikasi

· Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan, permohonan, buah pikiran, gagasan

· Alat bukti tertulis. mis. surat perjanjian

· Alat untuk mengingat. mis. surat yang diarsipkan

· Pedoman kerja. mis. surat keputusan dan surat perintah



Penggolongan Surat


Berdasarkan Asal dan Tujuan

1. Surat Intern yaitu surat yang berasal dari dan ke sesama bagian dalam lingkup.

2. Surat Ekstern yaitu surat yang berasal dari dan untuk instansi lain lua

3. Surat Dinas yaitu surat yang ditujukan kepada pejabat atau yang disertai nama dan

4. jabatan ybs.

5. Surat Pribadi yaitu surat yang ditujukan kepada seorang pejabat / pegawai tanpa

6. menyebutkan jabatan ybs.



Berdasarkan Sifatnya

1. Surat Penting yaitu surat yang memerlukan tindak lanjut dan mempunyai nilai guna dalam proses administrasi.

2. Biasa yaitu surat yang tidak memerlukan tindak lanjut, tetapi cukup diketahui saja.

3. Surat Rahasia, yaitu surat yang isinya bersifat rahasia dan hanya boleh diketahui oleh pimpinan atau pejabat yang ditunjuk atau alamat yang dituju. Menurut jenisnya, yang tergolong surat rahasia ini, yaitu yang menyangkut Surat Rahasia Kepegawaian (usul kenaikan pangkat, mutasi karyawan, hukuman administratif dan perkara-perkara yang melanggar ketentuan kepegawaian) dan Surat Rahasia Non Kepegawaian (berupa masalah-masalah yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan).

4. Surat keluarga ialah surat yang dikirim oleh seseorang kepada anggota keluarga.
Bahasa surat dapat menggunakan bahasa baku atau bahasa tidak baku (bahasa seharihari), tetapi komunikatif.

5. Unsur-unsur surat antar lain: tanggal, alamat, salam pembuka, tubuh surat (pembuka, isi, dan penutup), salam penutup, dan diakhiri tanda tangan dan nama jelas.

6. Surat resmi adalah bentuk surat yang paling lengkap. Surat ini mempunyai hampir semua persayaratan: Mulai dari kepala surat – Nomor surat – Pokok surat – Lampiran – Tempat dan tanggal – Alamat tujuan – Kata permulaan – Kata pendahuluan (pembuka surat) – Isi surat – Penutup – Penyebut atau jabatan penanggung jawab surat tersebut. Nama terang – Cap atau stempel


Di sebelah kiri bawah tercantum: Salinan atau tembusan.



CV atau riwayat hidup adalah cermin dari diri kita. Dari CV, orang dapat melihat detail diri dan membaca ambisi serta spirit kita. Karena itu, CV yang baik dapat mengantarkan diri kita menuju masa depan yang cemerlang. CV adalah ringkasan perjalanan pendidikan dan aktivitas profesional seseorang dan setiap CV akan berbeda pada setiap orang.


Karena itu, tak ada teori penulisan CV yang tepat, semuanya terpulang pada sejarah tiap individu. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa CV yang baik akan memikat perhatian perusahaan. Dari sana akan tergambar sosok pelamar, misalnya memiliki ambisi yang sehat dan jelas, track record, keluasan minat, keterampilan, dan kearifan kepribadiannya. Seluruh faktor tersebut akan menunjang seseorang dalam bekerja dan menyelesaikan tanggung jawabnya.


Mengingat penulisan CV tidak dapat dilakukan terburu-buru, kita harus membuat CV sebelumnya. Kebanyakan lowongan pekerjaan yang diiklankan tiba-tiba dan tidak tentu. Jika tidak siap, risikonya kita akan membuat CV dengan terburu-buru. Bagaimanapun, CV yang dibuat harus penuh kesungguhan sehingga tampil sempurna. Jangan membuat CV dalam kondisi mendadak, tetapi rencanakanlah dengan matang, sungguh-sungguh, dan luangkan waktu secara khusus. Yakinlah, semakin baik CV yang kita buat, semakin baik pula apresiasi penerimanya.


Pada umumnya, CV dibuat sebanyak dua hingga empat halaman kertas ukuran A4 di satu sisi saja. Bila data diri yang dimuat memang banyak, otomatis CV akan lebih panjang. CV yang ringkas dan padat akan lebih menarik perhatian pembacanya daripada CV yang panjang dan bertele-tele. Sebaliknya, bila kita baru lulus sekolah, buatlah CV sedikit lebih panjang dan menarik dengan memuat lebih banyak kegiatan dan minat kita walaupun belum punya banyak pengalaman. Jelaskan mengenai aktivitas selain kuliah di kampus, misalnya pernah menjabat sebagai anggota pendidikan di senat, serta jelaskan apa saja kegiatan selama menjadi anggota seksi pendidikan tersebut. Peran apa yang akan kita mainkan dalam menjalankan program bidang pendidikan.