Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat di dekat 13 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan dikabarkan telah ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya di Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi, Selasa malam.
"Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat oleh salah seorang anggota tim pencari (SAR)," kata Komandan Pangkalan TNI AL Yogyakarta Kolonel Laut Aloysius Pramono, di Sleman, Rabu.
Ia mengatakan Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat tidak jauh dari rumahnya di Dusun Kinahrejo.
"Di Dusun Kinahrejo telah ditemukan 13 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi, salah seorang di antaranya dokter dari Kedokteran Polisi.
Menurut dia, satu orang wartawan ditemukan tewas di Dusun Kinahrejo, di dekat rumah Mbah Maridjan.
"Wartawan itu bernama Yuniawan Nugroho dari media online Vivanews.Com," katanya.
Menurut Aloysius, saat ini tim pencari dan evakuasi telah menghentikan pencarian korban, dan rencananya dilanjutkan pada pukul 05.30 WIB, Rabu.
"Pencarian korban sudah dihentikan pada pukul 23.30 WIB, karena terkendala cuaca terutama udara dingin," katanya.
Pencarian korban awan panas Gunung Merapi difokuskan di wilayah dua dusun yaitu Kinahrejo dan Turgo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Pencarian korban yang selamat maupun kemungkinan sudah meninggal, difokuskan di dua dusun kawasan selatan kaki Merapi yaitu Kinahrejo dan Turgo. Dua dusun ini paling parah diterjang awan panas gunung itu," kata Aloysius Pramono.
Ia mengatakan evakuasi korban berada di bawah komando Korem 072 Pamungkas. "Evakuasi korban awan panas Gunung Merapi di bawah komando Korem 072 Pamungkas Yogyakarta dengan mengikutsertakan sejumlah personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri," katanya.
Menurut dia, proses evakuasi korban membutuhkan gergaji mesin untuk memotong batang pohon yang tumbang yang menghalangi jalur evakuasi.
Ia mengatakan TNI AL menerjunkan 47 personel untuk membantu proses evakuasi korban, dan mereka disebar di beberapa wilayah pencarian.
Sementara itu, jumlah korban tewas hingga Selasa malam sekitar 15 orang, dan belasan korban lainnya mengalami luka bakar serta sesak napas.
Pakaian tahan panas
Tim SAR dan TNI AU berupaya mengevakuasi korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,Selasa malam dengan menggunakan pakaian tahan panas
Tiga relawan yang akan melakukan penyisiran di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman yang mengalami kerusakan sangat parah akibat tersapu awan panas.
Relawan yang naik dengan menggunakan baju tahan api tersebut dari Pemadam Kebakaran Sleman yakni Satmawowargo, Indratno, dan Heru Sapto Priyo.
Diperkirakan di dusun ini banyak jatuh korban karena jaraknya hanya sekitar lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Doakan saja mas, semoga bisa membantu menyelamatkan korban," kata Satmawowargo di Posko Penanggulanan Bencana Sleman.
Sementara itu, data di Posko Utama Penanggulangan Bencana Sleman menyebutkan hingga kini tercatat jumlah korban sembilan orang.
Korban yang mengalami luka bakar sebanyak empat orang, yakni Ny Ratmi (30) warga Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan yang mengalami luka bakar 63 persen dan dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Kemudian Arif Candra (23) warga Kedungsriti, Umbulharjo, Cangkringan yang mengalami luka bakar 40 persen dan dirawat di RSUP DR Sardjito, Triwahyu (17) warga Kedungsriti yang mengalami luka bakar 40 persen di rawat di RSUP Dr Sardjito, Ny Pujo (68) warga Pakem, Hargobinangun mengalami luka bakar 60 persen, dan dirawat di RSUP Dr Sardjito.
Mugiyo warga Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan tewas di lokasi dan saat ini masih di RS Panti Nugroho Pakem, sedangkan Maulina (23) warga Hargobinangun mengalami sesak napas, Sri Yuliati (34) warga Dusun Gondang, Umbulharjo, Cangkringan mengalami sesak napas, dan Muji Taryo (50) wrga Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan mengalami sesak napas.
Ditangani pemprov dan pemkab
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan masa tanggap darurat bencana Gunung Merapi ditangani pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Sleman.
Sultan HB X mengatakan hal itu ketika mengunjungi Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman, yang menjadi tempat perawatan sejumlah korban awan panas Merapi.
Ia mengatakan saat ini bantuan medis juga sudah dikerahkan optimal untuk menangani korban awan panas gunung itu.
Usai mengunjungi korban di RS Panti Nugroho, Sultan HB X bergegas menuju beberapa tempat pengungsian warga yang wilayahnya berada di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi.
Sementara itu, sebanyak 14 korban awan panas Gunung Merapi hingga Selasa pukul 23.00 WIB masih dirawat di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman.
"Sedangkan korban meninggal teridentifikasi bernama Sugiman warga Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, dan satu korban lagi yang meninggal belum teridentifikasi," kata salah seorang relawan, Bambang yang ikut membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Panti Nugroho, Pakem.
Menurut dia, Sugiman saat dibawa ke rumah sakit masih hidup, tetapi tidak lama kemudian nyawanya tidak tertolong.
"Kemungkinan masih ada korban meninggal lainnya yang belum dapat dievakuasi, karena sejumlah relawan bersama tim SAR dan TNI serta Polri masih melakukan penyisiran di beberapa desa yang diterjang awan panas," katanya.
Sementara itu, menurut salah seorang dokter di RS Panti Nugroho, dr Adi, dari 14 korban yang dirawat di rumah sakit ini, beberapa di antaranya harus dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta, karena mengalami luka bakar lebih dari 40 persen.
Menurut dia, korban awan panas Merapi sebagian besar warga Kinahrejo dan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan selatan kaki gunung itu.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono, di Yogyakarta, Selasa malam, mengatakan, Gunung Merapi (2.965 mdpl) sudah masuk fase erupsi.
Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Jateng) ini, pada Selasa memasuki fase erupsi dengan terjadinya awan panas berulang kali.
Luncuran awan panas pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, kedua pada pukul 17.19, ketiga pukul 17.24 WIB, dan keempat pukul 17.34 WIB.
Jumlah pengungsi bencana Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) meningkat sepuluh kali lipat dari bencana sebelumnya.
"Bencana letusan Gunung Merapi mengakibatkan lonjakan jumlah pengungsi di DIY dan Jawa Tengah, yang sampai saat ini sudah tercatat 283.000 jiwa. Sehari sebelumya jumlahnya sekitar 190.000 jiwa yang tersebar di semua tempat penampungan," kata Presiden Yudhoyono saat mengunjungi tempat pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Minggu, (7/11).
Menurut Presiden, sebanyak 283.000 pengungsi di DIY dan Jateng itu tersebar di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Klaten dan Boyolali. "Jumlah pengungsi ini sepuluh kali lipat dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bencana yang sama di tahun-tahun sebelumnya," katanya
Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan dikabarkan telah ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya di Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi, Selasa malam.
"Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat oleh salah seorang anggota tim pencari (SAR)," kata Komandan Pangkalan TNI AL Yogyakarta Kolonel Laut Aloysius Pramono, di Sleman, Rabu.
Ia mengatakan Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat tidak jauh dari rumahnya di Dusun Kinahrejo.
"Di Dusun Kinahrejo telah ditemukan 13 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi, salah seorang di antaranya dokter dari Kedokteran Polisi.
Menurut dia, satu orang wartawan ditemukan tewas di Dusun Kinahrejo, di dekat rumah Mbah Maridjan.
"Wartawan itu bernama Yuniawan Nugroho dari media online Vivanews.Com," katanya.
Menurut Aloysius, saat ini tim pencari dan evakuasi telah menghentikan pencarian korban, dan rencananya dilanjutkan pada pukul 05.30 WIB, Rabu.
"Pencarian korban sudah dihentikan pada pukul 23.30 WIB, karena terkendala cuaca terutama udara dingin," katanya.
Pencarian korban awan panas Gunung Merapi difokuskan di wilayah dua dusun yaitu Kinahrejo dan Turgo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Pencarian korban yang selamat maupun kemungkinan sudah meninggal, difokuskan di dua dusun kawasan selatan kaki Merapi yaitu Kinahrejo dan Turgo. Dua dusun ini paling parah diterjang awan panas gunung itu," kata Aloysius Pramono.
Ia mengatakan evakuasi korban berada di bawah komando Korem 072 Pamungkas. "Evakuasi korban awan panas Gunung Merapi di bawah komando Korem 072 Pamungkas Yogyakarta dengan mengikutsertakan sejumlah personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri," katanya.
Menurut dia, proses evakuasi korban membutuhkan gergaji mesin untuk memotong batang pohon yang tumbang yang menghalangi jalur evakuasi.
Ia mengatakan TNI AL menerjunkan 47 personel untuk membantu proses evakuasi korban, dan mereka disebar di beberapa wilayah pencarian.
Sementara itu, jumlah korban tewas hingga Selasa malam sekitar 15 orang, dan belasan korban lainnya mengalami luka bakar serta sesak napas.
Pakaian tahan panas
Tim SAR dan TNI AU berupaya mengevakuasi korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,Selasa malam dengan menggunakan pakaian tahan panas
Tiga relawan yang akan melakukan penyisiran di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman yang mengalami kerusakan sangat parah akibat tersapu awan panas.
Relawan yang naik dengan menggunakan baju tahan api tersebut dari Pemadam Kebakaran Sleman yakni Satmawowargo, Indratno, dan Heru Sapto Priyo.
Diperkirakan di dusun ini banyak jatuh korban karena jaraknya hanya sekitar lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Doakan saja mas, semoga bisa membantu menyelamatkan korban," kata Satmawowargo di Posko Penanggulanan Bencana Sleman.
Sementara itu, data di Posko Utama Penanggulangan Bencana Sleman menyebutkan hingga kini tercatat jumlah korban sembilan orang.
Korban yang mengalami luka bakar sebanyak empat orang, yakni Ny Ratmi (30) warga Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan yang mengalami luka bakar 63 persen dan dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Kemudian Arif Candra (23) warga Kedungsriti, Umbulharjo, Cangkringan yang mengalami luka bakar 40 persen dan dirawat di RSUP DR Sardjito, Triwahyu (17) warga Kedungsriti yang mengalami luka bakar 40 persen di rawat di RSUP Dr Sardjito, Ny Pujo (68) warga Pakem, Hargobinangun mengalami luka bakar 60 persen, dan dirawat di RSUP Dr Sardjito.
Mugiyo warga Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan tewas di lokasi dan saat ini masih di RS Panti Nugroho Pakem, sedangkan Maulina (23) warga Hargobinangun mengalami sesak napas, Sri Yuliati (34) warga Dusun Gondang, Umbulharjo, Cangkringan mengalami sesak napas, dan Muji Taryo (50) wrga Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan mengalami sesak napas.
Ditangani pemprov dan pemkab
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan masa tanggap darurat bencana Gunung Merapi ditangani pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Sleman.
Sultan HB X mengatakan hal itu ketika mengunjungi Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman, yang menjadi tempat perawatan sejumlah korban awan panas Merapi.
Ia mengatakan saat ini bantuan medis juga sudah dikerahkan optimal untuk menangani korban awan panas gunung itu.
Usai mengunjungi korban di RS Panti Nugroho, Sultan HB X bergegas menuju beberapa tempat pengungsian warga yang wilayahnya berada di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi.
Sementara itu, sebanyak 14 korban awan panas Gunung Merapi hingga Selasa pukul 23.00 WIB masih dirawat di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman.
"Sedangkan korban meninggal teridentifikasi bernama Sugiman warga Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, dan satu korban lagi yang meninggal belum teridentifikasi," kata salah seorang relawan, Bambang yang ikut membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Panti Nugroho, Pakem.
Menurut dia, Sugiman saat dibawa ke rumah sakit masih hidup, tetapi tidak lama kemudian nyawanya tidak tertolong.
"Kemungkinan masih ada korban meninggal lainnya yang belum dapat dievakuasi, karena sejumlah relawan bersama tim SAR dan TNI serta Polri masih melakukan penyisiran di beberapa desa yang diterjang awan panas," katanya.
Sementara itu, menurut salah seorang dokter di RS Panti Nugroho, dr Adi, dari 14 korban yang dirawat di rumah sakit ini, beberapa di antaranya harus dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta, karena mengalami luka bakar lebih dari 40 persen.
Menurut dia, korban awan panas Merapi sebagian besar warga Kinahrejo dan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan selatan kaki gunung itu.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono, di Yogyakarta, Selasa malam, mengatakan, Gunung Merapi (2.965 mdpl) sudah masuk fase erupsi.
Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Jateng) ini, pada Selasa memasuki fase erupsi dengan terjadinya awan panas berulang kali.
Luncuran awan panas pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, kedua pada pukul 17.19, ketiga pukul 17.24 WIB, dan keempat pukul 17.34 WIB.
Jumlah pengungsi bencana Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) meningkat sepuluh kali lipat dari bencana sebelumnya.
"Bencana letusan Gunung Merapi mengakibatkan lonjakan jumlah pengungsi di DIY dan Jawa Tengah, yang sampai saat ini sudah tercatat 283.000 jiwa. Sehari sebelumya jumlahnya sekitar 190.000 jiwa yang tersebar di semua tempat penampungan," kata Presiden Yudhoyono saat mengunjungi tempat pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Minggu, (7/11).
Menurut Presiden, sebanyak 283.000 pengungsi di DIY dan Jateng itu tersebar di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Klaten dan Boyolali. "Jumlah pengungsi ini sepuluh kali lipat dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bencana yang sama di tahun-tahun sebelumnya," katanya